Sabtu, 03 November 2012

MAKALAH PENGOLAHAN AIR SUNGAI

TUGAS KIMIA
“MAKALAH PENGOLAHAN AIR SUNGAI”


Di susun oleh :
Ahmad Muhammad Haqqie Satria Dimas Pratama (23) / X.1
Muhammad Fauzi (32) / X.1
Nashruddin Khalilurrahman (36) / X.1
Diah Ratna Mutiarani (2) / X.1
Lu’lu’I Khoirunnisa’ (11) / X.1
Rahma Nurul Hidayah (16)/ X.1
Rahmadhani Nurwitasari (17) / X.1
Rizqi Ilayya Firdaus (20) / X.1

SEKOLAH MENENGAH ATAS
AL-ISLAM 1 SURAKARTA
2012
PENGOLAHAN AIR SUNGAI

Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain
Dari bahan baku air sungai dengan karakter unik, yang mudah diamati adalah tingkat kekeruhan (turbidity) yang bisa mencapai 250 ntu bahkan lebih dan banyaknya zat padat terlarut (TDS = Total Dissolve Solvent). Angka TDS menunjukkan air bersifat tawar, payau atau asin. Di musim hujan cenderung tawar dengan nilai TDS <> 4500 ppm. Perbedaan dengan fluktuatif yang tinggi memerlukan kontrol yang ketat pula untuk pengolahannya

KOMPOSISI
air sungai bercampur dengan zat koagulan (Alum/tawas), kapur (mengatur pH - alum bekerja baik pada pH netral), zat flokulan (polimer - mengikat koagulan menjadi lebih besar), serta sodium untuk membunuh mikroba.

SYARAT BAKU AIR MINUM
  Parameter fisika : Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut.
  Parameter Kimia : Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia organik dan kimia anorganik.
      1) Zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH).
       2) Zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, volatile organis chemicals (zat kimia organik mudak menguap) zat-zat berbahaya dan beracun maupun zat pengikat Oksigen
SISTEM PENGOLAHAN AIR BAKU (AIR SUNGAI) MENJADI AIR BERSIH DAPAT DILAKUKAN dengan BEBERAPA TAHAP
ž  1. Netralisasi , yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.
ž  2. Aerasi , yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat ditulis sebagai berikut:
    4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ 8 H+
                                 tak larut

Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+
                           tak larut
ž  3. Koagulasi
     pembubuhan bahan kimia Al2(SO4)3 (Tawas) kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap.
ž  4. Pengendapan (sedimentasi) dan Penyaringan (filtrasi)
bertujuan untuk memisahkan air baku dari zat-zat, seperti: sampah, daun, rumput, pasir dan lain-lain berdasarkan berat jenis zat.
ž        Filtrasi >> Penyaringan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir silika.
air tersebut di diamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua. Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih.
ž  Desinfeksi
bertujuan agar dapat mereduksi konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri pathogen (bakteri penyebeb penyakit).
DIAGRAM

REAKSI
ž  Oksidasi   CH2 O + O2  => CO2+ H2O+BIOMASA
N  Organik => NH4+1 +  NO3-1
P Organik => H2PO4-1+ HPO4-2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar